Rabu, 22 Mei 2013

MEMBANGUN KEARIFAN BUDAYA



Foto: Google.com-Batik sebuah simbol kearifan budaya

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdiri dari ribuan pulau dengan memiliki beragam budaya yang penuh nilai. Semua itu tidak boleh dijadikan dinding penghalang bagi warga Negara Indonesia untuk membina kerukunan, persaudaraan, toleransi, dan kerjasama. Namun, semua itu harus disyukuri, dihargai, dijaga, serta dilestarikan, agar Bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang makmur, aman, dan  sentosa.
Sebagai warga Negara Indonesia, tentu diketahui tentang hasil kekayaan bangsa yang melimpah ruah seperti, rempah-rempah, kayu jati, vanili, coklat, dan lain-lain. Semua hasil alam itu menjadi barang ekspor dan incaran sejumlah negara di dunia. Kekayaan yang melimpah tersebut sangat menguntungkan bagi Bangsa Indonesia serta dikenal diberbagai penjuru dunia.
Bukan hanya hasil alam yang membuat Bangsa Indonesia terkenal, namun faktor kebudayaan yang membuat Bangsa Indonesia semakin terkenal di mata dunia.  Akar-akar budaya bangsa yang telah mendarahdaging pada diri tiap individu Bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan budaya bangsa tersebut merupakan warisan dari nenek moyang  yang telah bersusah payah menjadikan keanekaragaman budaya sebagai sarana untuk bersatu padu. Akan tetapi, masih banyak warga Negara Indonesia yang tidak peduli. Parahnya lagi, masih ada orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan menganggap bahwa budaya adalah hasil karya mereka sendiri. Sehingga mereka dengan leluasa menjadikan budaya itu sebagai sarana untuk bersaing dan eksploitasi untuk kepentingan pribadi.
Kendati kodrat manusia terpatri rasa yang tidak pernah puas, namun sifat-sifat tersebut harus tetap di filter berdasarkan situasi dan kondisi yang ada.   Kewajaran-kewajaran yang terkadang dilakukan manusia jangan terus dijadikan pembenaran untuk menghalalkan segala cara untuk meraih keinginan dan keuntungan pribadi. Termasuk dalam keragaman budaya yang harus dijadikan sebagai sarana untuk tetap bersatu.  
Apabila ketamakan dan kepentingan pribadi yang didahulukan, maka dapat dipastikan semakin kaburnya nilai-nilai dan sendi-sendi budaya yang sesungguhnya. Bahkan sudah tidak ada lagi benih-benih persatuan yang tertanam pada diri manusia. Yang ada dalam  benak hanyalah kedudukan dan jabatan serta tidak lagi peduli pada sesama. Seolah-olah dunia ini hanyalah milik pribadi saja. Sungguh benar-benar keterlaluan.
Keanekaragaman budaya telah dijadikan medan laga untuk menomor satukan daerah, suku, agama, ras, bahkan kedudukan sendiri. Seharusnya harus disadari dengan apa yang telah dilakukan. Sifat individualistik, ketamakan, dan keserakahan yang dimiliki justru akan membawa pada kehancuran. Berbagai tragedi dan bencana akan melanda kehidupan hingga akhirnya peristiwa tersebut akan menewaskan dengan tragis. Sungguh mengenaskan.
Adanya sejumlah oknum yang melakukan bentuk pelanggaran terhadap budaya mungkin tidak adanya  pemahaman  tentang keanekaragaman budaya sebagai anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, kita harus bersyukur karena Bangsa Indonesia termasuk salah satu bangsa yang dipercaya oleh Tuhan dalam menjaga kerukunan hidup. Namun, perlu diketahui bahwa kerukunan hidup dapat dijaga dengan cara tidak menjadikan keanekaragan budaya sebagai sarana untuk berpecah belah.
Seandainya semua manusia memiliki sifat yang sama, tentu saja tidak akan terjadi sengketa yang dapat menghancurkan nama baik bangsa Indoneisa di dunia internasional. Satu hal yang perlu dipertanyakan, apakah keanekaragaman budaya harus dijadikan sarana untuk memporak-porandakan Bangsa Indonesia?.  
Hanya kita sendiri yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Namun, harus disadari bahwa sebagai bangsa yang majemuk, tidak sepantasnya  mencari cara untuk saling mengejek, saling mengolok-olok, dan saling bermusuhan. Sebaiknya disadari kedudukan kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kita telah dibekali akal, insting, dan nurani untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Jika selalu mencari cara untuk berselisih, itu tandanya kita sama rendahnya dengan binatang yang tidak mampu membedakan segala sesuatu. Apakah kita tidak merasa malu?
Seharusnya kita merasa bangga, karena Bangsa Indonesia  adalah salah satu bangsa yang kaya di dunia. Meskipun Negara Indonesia masih terlilit utang yang menumpuk. Untuk itulah jangan mempersulit lagi pemerintah, karena mereka telah bersusah payah menjadikan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mampu mengatasi berbagai persoalan yang telah melibatkan bangsa  sendiri.
Sebagai warga negara yang baik, kita tidak perlu bersengketa. Segala sesuatu harus kita landaskan pada “Pancasila”, karena Pancasila merupakan dasar negara yang patut kita jadikan pedoman dalam bertingkah laku, termasuk dalam menempatkan keanekaragaman budaya sebagai kekayaan negara yang tidak ternilai harganya. Apakah kita sama sekali tidak merasa malu jika negara lain menertawakan negara kita yang berselisih hanya karena kepentingan pribadi warga negaranya?
Jika kita terus menerus berselisih, budaya asing dapat dengan mudah masuk di negara kita, dan tanpa disadari negara kita akan menghilangkan kebudayaan asli yang selama ini telah mendarahdaging pada diri kita masing-masing. Apakah kita tega melihat negara kita kacau balau disebabkan karena ulah warga negaranya sendiri? Dan apakah kita tega melihat keanekaragaman budaya yang tadinya menjadi salah satu kebanggaan bangsa, kita biarkan hilang bagai ditelan bumi?
Sungguh sangat keterlaluan. Seharusnya sebagai warga Negara Indonesia, kita harus menentang segala bentuk budaya asing yang dapat merusak moral anak bangsa, dan dengan sendirinya akan menjadikan bangsa kita sebagai bangsa yang tidak menghargai moral dan etika serta Tuhan Yang Maha Esa. Hal itu tentu saja dapat dihindari sejak dini, sebelum negara kita benar-benar menjadi negara yang lupa akan jati dirinya.
 Oleh karena itu, diharapkan kerjasama dan partisipasi dari segala pihak, baik dari pihak pemerintah yang bertugas sebagai pamong kebudayaan, maupun dari rakyat itu sendiri. Bukankah Tuhan telah menyerukan kepada umat manusia untuk merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Hal ini tentu dapat dijadikan acuan untuk mengubah segala bentuk keterpurukan Bangsa Indonesia, agar Bangsa Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dari negara-negara maju, baik dalam bidang ekonomi, teknologi, maupun dalam bidang pendidikan.
Bukankah kita harus merasa bangga karena keanekaragaman budaya kita! Karena selama ini Bangsa Indonesia dikenal karena budayanya. Keanekaragaman budaya inilah yang mengundang banyak wisatawan mancanegara untuk menyaksikan Bangsa Indonesia yang beranekaragam tapi tetap disatukan oleh satu semboyan yaitu “BHINEKA TUNGGAL IKA” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Harusnya kita senang dan kagum karena keanekaragaman budaya yang kita miliki itulah, sehingga para wisatawan mancanegara dengan sengaja melakukan tour wisata untuk menyaksikan keanekaragaman budaya Bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, sebagai generasi muda yang tahu balas budi, harus menghargai segala bentuk maha karya dan perjuangan yang telah diusahakan oleh nenek moyang dahulu. Selain itu, kita harus menjaga dengan baik keanekaragaman budaya yang kita miliki, serta harus memilah-milah segala bentuk budaya asing yang masuk di Indonesia. Budaya asing yang bersifat positif kita terima dengan baik, seperti ilmu pengetahuan. Sedangkan budaya asing yang bersifat negatif harus kita tolak mentah-mentah, seperti minum-minuman keras, memakai busana yang bertentangan dengan kebudayaan Indonesia dan melalukan seks bebas.
Realitas tersebut harus dihindari, agar Bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang beradab berdasarkan pada “ Ketuhanan Yang Maha Esa”. Selain itu, kita juga tidak boleh meniru gaya-gaya orang barat, karena hal itu akan membawa pada krisis moral dan menjauhkan kodrat manusia pada nilai-nilai agama.
Oleh karena itu, kita harus bangga memiliki budaya yang beranekaragam, karena hal itulah yang membedakan dengan negara-negara lain. Pada intinya keanekaragaman budaya akan membawa kita pada persatuan dan kesatuan bangsa.  Selain itu, keanekaragaman budaya tidak boleh dijadikan  sebagai sarana untuk memporak-porandakan bangsa sendiri. Karena hal itu sangat bertentangan dengan kepribadian Bangsa Indonesia dan juga sangat bertentangan dengan ajaran agama. Akan tetapi, sebagai wujud komitmen bersama dalam melestarikan khasanah kebudayaan yakni tetap konsisten dalam membangun kearifan budaya nenek moyang dari generasi ke kegenerasi.  (*)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar