Foto: Google.com-Batik sebuah simbol kearifan budaya |
Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) terdiri dari ribuan pulau dengan memiliki beragam
budaya yang penuh nilai. Semua itu tidak boleh dijadikan dinding penghalang
bagi warga Negara Indonesia
untuk membina kerukunan, persaudaraan, toleransi, dan kerjasama. Namun, semua
itu harus disyukuri, dihargai, dijaga, serta dilestarikan, agar Bangsa Indonesia dapat
menjadi bangsa yang makmur, aman, dan sentosa.
Sebagai warga Negara Indonesia,
tentu diketahui tentang hasil kekayaan bangsa yang melimpah ruah seperti,
rempah-rempah, kayu jati, vanili, coklat, dan lain-lain. Semua hasil alam itu
menjadi barang ekspor dan incaran sejumlah negara di dunia. Kekayaan yang
melimpah tersebut sangat menguntungkan bagi Bangsa Indonesia serta dikenal diberbagai
penjuru dunia.
Bukan hanya hasil alam
yang membuat Bangsa Indonesia
terkenal, namun faktor kebudayaan yang membuat Bangsa Indonesia
semakin terkenal di mata dunia.
Akar-akar budaya bangsa yang telah mendarahdaging pada diri tiap
individu Bangsa Indonesia
dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan budaya bangsa tersebut merupakan warisan
dari nenek moyang yang telah bersusah
payah menjadikan keanekaragaman budaya sebagai sarana untuk bersatu padu. Akan
tetapi, masih banyak warga Negara Indonesia yang tidak peduli. Parahnya
lagi, masih ada orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan menganggap bahwa
budaya adalah hasil karya mereka sendiri. Sehingga mereka dengan leluasa
menjadikan budaya itu sebagai sarana untuk bersaing dan eksploitasi untuk
kepentingan pribadi.
Kendati kodrat manusia
terpatri rasa yang tidak pernah puas, namun sifat-sifat tersebut harus tetap di
filter berdasarkan situasi dan kondisi yang ada. Kewajaran-kewajaran yang terkadang dilakukan
manusia jangan terus dijadikan pembenaran untuk menghalalkan segala cara untuk
meraih keinginan dan keuntungan pribadi. Termasuk dalam keragaman budaya yang
harus dijadikan sebagai sarana untuk tetap bersatu.
Apabila ketamakan dan
kepentingan pribadi yang didahulukan, maka dapat dipastikan semakin kaburnya
nilai-nilai dan sendi-sendi budaya yang sesungguhnya. Bahkan sudah tidak ada
lagi benih-benih persatuan yang tertanam pada diri manusia. Yang ada dalam benak hanyalah kedudukan dan jabatan serta tidak
lagi peduli pada sesama. Seolah-olah dunia ini hanyalah milik pribadi saja.
Sungguh benar-benar keterlaluan.
Keanekaragaman budaya telah
dijadikan medan
laga untuk menomor satukan daerah, suku, agama, ras, bahkan kedudukan sendiri.
Seharusnya harus disadari dengan apa yang telah dilakukan. Sifat individualistik,
ketamakan, dan keserakahan yang dimiliki justru akan membawa pada kehancuran.
Berbagai tragedi dan bencana akan melanda kehidupan hingga akhirnya peristiwa
tersebut akan menewaskan dengan tragis. Sungguh mengenaskan.
Adanya sejumlah oknum
yang melakukan bentuk pelanggaran terhadap budaya mungkin tidak adanya pemahaman
tentang keanekaragaman budaya sebagai anugerah Tuhan yang tak ternilai
harganya. Oleh karena itu, kita harus bersyukur karena Bangsa Indonesia termasuk
salah satu bangsa yang dipercaya oleh Tuhan dalam menjaga kerukunan hidup.
Namun, perlu diketahui bahwa kerukunan hidup dapat dijaga dengan cara tidak
menjadikan keanekaragan budaya sebagai sarana untuk berpecah belah.
Seandainya semua manusia
memiliki sifat yang sama, tentu saja tidak akan terjadi sengketa yang dapat
menghancurkan nama baik bangsa Indoneisa di dunia internasional. Satu hal yang
perlu dipertanyakan, apakah keanekaragaman budaya harus dijadikan sarana untuk
memporak-porandakan Bangsa Indonesia?.
Hanya kita sendiri yang
dapat menjawab pertanyaan tersebut. Namun, harus disadari bahwa sebagai bangsa
yang majemuk, tidak sepantasnya mencari
cara untuk saling mengejek, saling mengolok-olok, dan saling bermusuhan.
Sebaiknya disadari kedudukan kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna. Kita telah dibekali akal, insting, dan nurani untuk membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk. Jika selalu mencari cara untuk berselisih, itu
tandanya kita sama rendahnya dengan binatang yang tidak mampu membedakan segala
sesuatu. Apakah kita tidak merasa malu?
Seharusnya kita merasa
bangga, karena Bangsa Indonesia
adalah salah satu bangsa yang kaya di
dunia. Meskipun Negara Indonesia
masih terlilit utang yang menumpuk. Untuk itulah jangan mempersulit lagi pemerintah,
karena mereka telah bersusah payah menjadikan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mampu
mengatasi berbagai persoalan yang telah melibatkan bangsa sendiri.
Sebagai warga negara
yang baik, kita tidak perlu bersengketa. Segala sesuatu harus kita landaskan
pada “Pancasila”, karena Pancasila merupakan dasar negara yang patut kita
jadikan pedoman dalam bertingkah laku, termasuk dalam menempatkan
keanekaragaman budaya sebagai kekayaan negara yang tidak ternilai harganya.
Apakah kita sama sekali tidak merasa malu jika negara lain menertawakan negara
kita yang berselisih hanya karena kepentingan pribadi warga negaranya?
Jika kita terus menerus
berselisih, budaya asing dapat dengan mudah masuk di negara kita, dan tanpa
disadari negara kita akan menghilangkan kebudayaan asli yang selama ini telah
mendarahdaging pada diri kita masing-masing. Apakah kita tega melihat negara
kita kacau balau disebabkan karena ulah warga negaranya sendiri? Dan apakah
kita tega melihat keanekaragaman budaya yang tadinya menjadi salah satu
kebanggaan bangsa, kita biarkan hilang bagai ditelan bumi?
Sungguh sangat
keterlaluan. Seharusnya sebagai warga Negara Indonesia, kita harus menentang
segala bentuk budaya asing yang dapat merusak moral anak bangsa, dan dengan sendirinya
akan menjadikan bangsa kita sebagai bangsa yang tidak menghargai moral dan
etika serta Tuhan Yang Maha Esa. Hal itu tentu saja dapat dihindari sejak dini,
sebelum negara kita benar-benar menjadi negara yang lupa akan jati dirinya.
Oleh karena itu, diharapkan kerjasama dan
partisipasi dari segala pihak, baik dari pihak pemerintah yang bertugas sebagai
pamong kebudayaan, maupun dari rakyat itu sendiri. Bukankah Tuhan telah
menyerukan kepada umat manusia untuk merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. Hal ini tentu dapat dijadikan acuan untuk mengubah segala bentuk
keterpurukan Bangsa Indonesia, agar Bangsa Indonesia dapat mengejar
ketertinggalannya dari negara-negara maju, baik dalam bidang ekonomi,
teknologi, maupun dalam bidang pendidikan.
Bukankah kita harus merasa
bangga karena keanekaragaman budaya kita! Karena selama ini Bangsa Indonesia
dikenal karena budayanya. Keanekaragaman budaya inilah yang mengundang banyak
wisatawan mancanegara untuk menyaksikan Bangsa Indonesia yang beranekaragam
tapi tetap disatukan oleh satu semboyan yaitu “BHINEKA TUNGGAL IKA” yang
berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Harusnya kita senang dan kagum
karena keanekaragaman budaya yang kita miliki itulah, sehingga para wisatawan
mancanegara dengan sengaja melakukan tour wisata untuk menyaksikan
keanekaragaman budaya Bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, sebagai
generasi muda yang tahu balas budi, harus menghargai segala bentuk maha karya
dan perjuangan yang telah diusahakan oleh nenek moyang dahulu. Selain itu, kita
harus menjaga dengan baik keanekaragaman budaya yang kita miliki, serta harus
memilah-milah segala bentuk budaya asing yang masuk di Indonesia. Budaya asing
yang bersifat positif kita terima dengan baik, seperti ilmu pengetahuan.
Sedangkan budaya asing yang bersifat negatif harus kita tolak mentah-mentah,
seperti minum-minuman keras, memakai busana yang bertentangan dengan kebudayaan
Indonesia dan melalukan seks bebas.
Realitas tersebut harus dihindari,
agar Bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang beradab berdasarkan pada “
Ketuhanan Yang Maha Esa”. Selain itu, kita juga tidak boleh meniru gaya-gaya
orang barat, karena hal itu akan membawa pada krisis moral dan menjauhkan
kodrat manusia pada nilai-nilai agama.
Oleh karena itu, kita harus
bangga memiliki budaya yang beranekaragam, karena hal itulah yang membedakan
dengan negara-negara lain. Pada intinya keanekaragaman budaya akan membawa kita
pada persatuan dan kesatuan bangsa. Selain
itu, keanekaragaman budaya tidak boleh dijadikan sebagai sarana untuk memporak-porandakan
bangsa sendiri. Karena hal itu sangat bertentangan dengan kepribadian Bangsa
Indonesia dan juga sangat bertentangan dengan ajaran agama. Akan tetapi,
sebagai wujud komitmen bersama dalam melestarikan khasanah kebudayaan yakni tetap
konsisten dalam membangun kearifan budaya nenek moyang dari generasi ke
kegenerasi. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar