Ciri-Ciri Karya Ilmiah
Pondasi
utama penulisan karya ilmiah siswa ialah sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh
penulisnya sendiri. Sikap ilmiah itu
adalah rasa ingin tahu, kritis, objektif, terbuka, menghargai karya orang lain, berani
mempertahankan kebenaran, serta
berorientasi masa depan.
Sementara
hakikat karya tulis ilmiah adalah hasil atau produk manusia (biasanya dalam
bentuk tulisan sekalipun tidak hanya itu) atas dasar pengetahuan, sikap dan
cara berpikir ilmiah. Menurut Ambo Enre Abdullah (1996) bahwa dalam konsep
karya tulis ilmiah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Menyajikan fakta objektif secara sistematik dan memakai hukum teori pada situasi khusus.
- Penulisan cermat, tepat, benar, dan tulus.
- Tidak mengejar keuntungan pribadi sehingga tidak berambisi menjadikan pembaca memihak.
- Sistematik dalam arti proses dan hasilnya direncanakan secara teratur dan terpadu.
- Tidak menonjolkan perasaan dalam menyajikan pengertian dan hubungan sebab akibat.
- Menyajikan pandangan dengan pendukung, kecuali yang bersifat hipotesis.
- Ditulis secara tertulis dan hanya memuat kebenaran dalam arti tidak memancing pertanyaan keraguan.
Sementara
itu, secara garis besar dalam konsep pengembangan karya tulis ilmiah terdiri
dari dua jenis yaitu:
1. Karya ilmiah penelitian
Karya ilmiah yang dibuat dengan melakukan penelitian. Misalnya skripsi,
disertasi, dan tesis. Selain itu karya ilmiah penelitian terbagi atas beberapa
jenis berdasarkan tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat dan sebagainya.
2. Karya ilmiah nonpenelitian
Karya ilmiah yang disusun tanpa harus melakukan penelitian layaknya karya
ilmih penelitian. Misalnya artikel ilmiah, esai, dan makalah.
Bahasa Ilmiah
Sebuah karya tulis ilmiah harus terorganisir melalui ide, pembentukan kata,
kalimat, dan paragraf, menurut kaidah bahasa Indonesia. Adapun prosedurnya
sebagai berikut:
1.
Dalam menulis
karya tulis ilmiah harus menggunakan ragam bahasa ilmiah atau ragam bahasa
baku.
2.
Tata cara
penulisan mengikuti aturan Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
3. Penggunaan
ragam bahasa baku menuntut hadirnya kalimat baku dan efektif serta organisasi
ide yang runtut dan logis.
Penyusunan Paragraf
Menurut
Alimin Umar dalam Moh Yamin (1996:10) menyebutkan bahwa sebuah paragraf yang
efektif memiliki tiga azas yaitu azas ketunggalan (unity), koherensi, dan adekuasi.
1. Azas
Ketunggalan
Kemampuan siswa mengkonstruksi atau mengemukakan sebuah ide atau gagasan
dalam karya tulis ilmiah sebagai paragraf. Artinya, tidak dibenarkan memiliki
gagasan pokok kembar atau bahkan ganda dalam sebuah paragraf. Untuk dapat
berbuat demikian, harus dapat merumuskan ide pokok yang dikembangkan dalam
paragraf ke dalam kalimat yang pendek,
lugas, jelas, dan padat.
2.
Koherensi
Paragraf yang koheren berarti penulis memiliki sejumlah gagasan pendukung
yang tertata secara logis dan relevan dengan kalimat pengemdali gagasan. Semua
gagasan pendukung yang ditampilkan harus
menunjukkan adanya hubungan yang saling
terkait dalam rangka memberi dukungan terhadap kalimat pengendali gagasan dalam
paragraf. Kalimat pengendali biasa juga disebut topic sentence yang terletak pada
kalimat pertama dan atau terakhir dari
sebuah paragraf.
3.
Adekuasi
Paragraf yang adekuasi atau adekuat berarti memiliki banyak detail,
penjelasan, contoh, bukti, deskripsi,
yang disusun secara koheren. Dengan demikian paragraf tersebut memiliki
validitas yang tinggi dilihat dari keberhasilan penulis mempertahankan gagasan
pengendaliannya.
Metode
Penulisan
1. Metode
penulisan karya ilmiah non penelitian adalah gambaran tentang cara atau langkah
yang dilakukan dalam proses penulisan dan pembentukan karya tulis yang meliputi
jenis tulisan, objek tulisan, sumber informasi, prosedur penulisan
2. Metode
penulisan karya ilmiah penelitian adalah gambaran tentang cara penelitian yang
dilaksanakan, langkah-langkah yang ditempuh serta karakteristik utamanya dari penelitian
yang meliputi:
- Jenis penelitian
- Variabel penelitian
- Teknik pengumpulan data
- Populasi dan sampel
- Teknik analisis data
Langkah-langkah
Penyusunan Karya Tulis
1. Non Penelitian
a. Merencanakan
penulisan yang terdiri dari membaca eksploratif, menyusun kerangka, mencatat dan meringkas.
b. Menulis yang terdiri dari memahami sasaran pembaca, memahami
tujuan, menguasai gaya
bahasa.
2. Penelitian
Untuk
menemukan jawaban dari masalah yang telah dirumuskan, maka perlu dirancang
suatu cara untuk dapat melakukan penelitian atau biasa disebut model penelitian
untuk perumusannya. Adapun model penyusunannya yaitu pendekatan, metode, dan
strategi.
Sementara
karakteristik penulisan terdiri dari beberapa kategori yaitu historis, deskriptif, korelasional, komparatif, eksperimen.
Pengenalan
Landasan Teori
1. Landasan Teori
a. Pembahasan
teori tentang ilmu yang diteliti bersumber dari bacaan.
b. Penemuan-penemuan
yang berhubungan dengan yang diteliti.
c. Teknik
mengutip karya orang lain dengan mengajarkan kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung
2. Kerangka Pikir
- Intisari dari teori yang dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis.
- Teori yang telah dihubungkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antara variabel yang didasarkan pada pembahasan teoritis.
3. Hipotesis
- Tidak semua penelitian membutuhkan hipotesis
- Hipotesis merupakan dugaan sementara yang selanjutnya diuji kebenarannya sesuai dengan model analisis yang cocok atau tepat.
- Hipotesis penelitian dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
4.
Penyusunan
simpulan, saran, daftar pustaka, dan tabel lampiran
a. Simpulan
- Pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan penalaran serta merupakan hasil pengujian hipotesis.
- Gambaran yang menyeluruh mengenai penelitian yang telah dilakukan sehingga pembaca dapat mengetahui temuan-temuan apa yang berhasil diungkapkan.
b. Saran
- Penjelasan atau penalaran
- Dimulai dengan suatu uraian yang menyatakan ke perumusan
- Harus dikaitkan dengan penelitian yang telah dilakukan dengan berdasarkan hasil temuan
- Bermanfaat dan dapat dikembangkan
c. Daftar
Pustaka
- Penulisan daftar pustaka berkaitan erat dengan cara penulisan nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, kota tempat, dan nama penerbit.
- Nama penulis ditulis dengan cara membalik yaitu kata terakhir dari nama itu ditulis pertama kemudian dilanjutkan dengan kata pertama, kedua dan seterusnya.
- Antara kata pertama dengan kata berikutnya pasca pembalikan diantarai dengan tanda koma.
- Nama penulis dalam daftar pustaka diurutkan secara alphabetis atau menurut kronologis abjad latin.
d. Tabel
- Tabel diawali dengan tulisan tabel berdasarkan nomor urut dengan angka Arab dan diawali dengan huruf kapital dan tidak diakhiri titik.
- Tabel tidak boleh dipenggal
- Jarak antara lajur 1,5 spasi
e. Lampiran
1) Memuat
data penelitian seperti instrumen,
dokumen, perhitungan, dan foto.
2) Lampiran
dipakai untuk menempatkan data atau keterangan untuk melengkapi uraian yang
telah disajikan pada bagian awal. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar