Rabu, 22 Mei 2013

PENGENALAN KARYA ILMIAH



Ciri-Ciri Karya Ilmiah
Pondasi utama penulisan karya ilmiah siswa ialah sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh penulisnya sendiri.  Sikap ilmiah itu adalah rasa ingin tahu, kritis, objektif, terbuka,  menghargai karya orang lain, berani mempertahankan kebenaran, serta  berorientasi masa depan.
Sementara hakikat karya tulis ilmiah adalah hasil atau produk manusia (biasanya dalam bentuk tulisan sekalipun tidak hanya itu) atas dasar pengetahuan, sikap dan cara berpikir ilmiah. Menurut Ambo Enre Abdullah (1996) bahwa dalam konsep karya tulis ilmiah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  • Menyajikan fakta objektif secara sistematik dan memakai hukum  teori pada situasi khusus.
  • Penulisan cermat, tepat, benar, dan tulus.
  • Tidak mengejar keuntungan pribadi sehingga tidak berambisi menjadikan pembaca memihak.
  • Sistematik dalam arti proses dan hasilnya direncanakan secara teratur dan terpadu.
  • Tidak menonjolkan perasaan dalam menyajikan pengertian dan hubungan sebab akibat.
  • Menyajikan pandangan dengan pendukung, kecuali yang bersifat hipotesis.
  • Ditulis secara tertulis dan hanya memuat kebenaran dalam arti tidak memancing pertanyaan keraguan.

Sementara itu, secara garis besar dalam konsep pengembangan karya tulis ilmiah terdiri dari dua jenis yaitu:
1.   Karya ilmiah penelitian
Karya ilmiah yang dibuat dengan melakukan penelitian. Misalnya skripsi, disertasi, dan tesis. Selain itu karya ilmiah penelitian terbagi atas beberapa jenis berdasarkan tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat dan sebagainya.
2.  Karya ilmiah nonpenelitian
Karya ilmiah yang disusun tanpa harus melakukan penelitian layaknya karya ilmih penelitian. Misalnya artikel ilmiah, esai, dan makalah.

Bahasa Ilmiah

Sebuah karya tulis ilmiah harus terorganisir melalui ide, pembentukan kata, kalimat, dan paragraf, menurut kaidah bahasa Indonesia. Adapun prosedurnya sebagai berikut:
1.  Dalam menulis karya tulis ilmiah harus menggunakan ragam bahasa ilmiah atau ragam bahasa baku.
2.  Tata cara penulisan mengikuti aturan Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
3. Penggunaan ragam bahasa baku menuntut hadirnya kalimat baku dan efektif serta organisasi ide yang runtut dan logis.

Penyusunan Paragraf
            Menurut Alimin Umar dalam Moh Yamin (1996:10) menyebutkan bahwa sebuah paragraf yang efektif memiliki tiga azas yaitu azas ketunggalan (unity), koherensi, dan adekuasi.
1.   Azas Ketunggalan
Kemampuan siswa mengkonstruksi atau mengemukakan sebuah ide atau gagasan dalam karya tulis ilmiah sebagai paragraf. Artinya, tidak dibenarkan memiliki gagasan pokok kembar atau bahkan ganda dalam sebuah paragraf. Untuk dapat berbuat demikian, harus dapat merumuskan ide pokok yang dikembangkan dalam paragraf ke dalam  kalimat yang pendek, lugas, jelas, dan padat.
2.   Koherensi
Paragraf yang koheren berarti penulis memiliki sejumlah gagasan pendukung yang tertata secara logis dan relevan dengan kalimat pengemdali gagasan. Semua gagasan pendukung yang ditampilkan  harus menunjukkan  adanya hubungan yang saling terkait dalam rangka memberi dukungan terhadap kalimat pengendali gagasan dalam paragraf. Kalimat pengendali biasa juga disebut topic sentence yang terletak pada kalimat  pertama dan atau terakhir dari sebuah paragraf.
3.   Adekuasi
Paragraf yang adekuasi atau adekuat berarti memiliki banyak detail, penjelasan, contoh, bukti, deskripsi,  yang disusun secara koheren. Dengan demikian paragraf tersebut memiliki validitas yang tinggi dilihat dari keberhasilan penulis mempertahankan gagasan pengendaliannya.
 Metode Penulisan
1.      Metode penulisan karya ilmiah non penelitian adalah gambaran tentang cara atau langkah yang dilakukan dalam proses penulisan dan pembentukan karya tulis yang meliputi jenis tulisan, objek tulisan, sumber informasi, prosedur penulisan
2.      Metode penulisan karya ilmiah penelitian adalah gambaran tentang cara penelitian yang dilaksanakan, langkah-langkah yang ditempuh serta karakteristik utamanya dari penelitian yang meliputi:

  • Jenis penelitian
  • Variabel penelitian
  • Teknik pengumpulan data
  • Populasi dan sampel
  • Teknik analisis data



Langkah-langkah Penyusunan Karya Tulis
1.   Non Penelitian
a. Merencanakan penulisan yang terdiri dari membaca eksploratif,  menyusun kerangka,  mencatat dan meringkas.
b. Menulis  yang terdiri dari memahami sasaran pembaca, memahami tujuan, menguasai gaya bahasa.
2.   Penelitian
Untuk menemukan jawaban dari masalah yang telah dirumuskan, maka perlu dirancang suatu cara untuk dapat melakukan penelitian atau biasa disebut model penelitian untuk perumusannya. Adapun model penyusunannya yaitu pendekatan, metode, dan strategi.
Sementara karakteristik penulisan terdiri dari beberapa kategori yaitu historis, deskriptif,  korelasional, komparatif,  eksperimen.

Pengenalan Landasan Teori
1.  Landasan Teori
a.      Pembahasan teori tentang ilmu yang diteliti bersumber dari bacaan.
b.      Penemuan-penemuan yang berhubungan dengan yang diteliti.
c.   Teknik mengutip karya orang lain dengan mengajarkan kutipan langsung dan kutipan tidak langsung
2.  Kerangka Pikir

  1. Intisari dari teori yang dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis.
  2. Teori yang telah dihubungkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan  pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antara variabel yang didasarkan pada pembahasan teoritis.

3.      Hipotesis

  1. Tidak semua penelitian membutuhkan hipotesis
  2. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang selanjutnya diuji kebenarannya sesuai dengan model analisis yang cocok atau tepat.
  3. Hipotesis penelitian dirumuskan  atas dasar kerangka  pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.

4.      Penyusunan simpulan, saran, daftar pustaka, dan tabel lampiran
a.      Simpulan
  1. Pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan  dari hasil penelitian dan penalaran  serta merupakan hasil pengujian hipotesis.
  2. Gambaran yang menyeluruh  mengenai penelitian yang telah dilakukan  sehingga pembaca dapat mengetahui temuan-temuan apa yang berhasil diungkapkan.
b.      Saran 
  1. Penjelasan atau penalaran
  2. Dimulai dengan suatu  uraian yang menyatakan ke perumusan
  3. Harus dikaitkan dengan penelitian yang telah dilakukan dengan berdasarkan hasil temuan
  4. Bermanfaat dan dapat dikembangkan
c.       Daftar Pustaka
  1. Penulisan daftar pustaka berkaitan erat dengan cara penulisan nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, kota tempat, dan nama penerbit.
  2. Nama penulis ditulis dengan cara membalik yaitu kata terakhir dari nama itu ditulis pertama kemudian dilanjutkan dengan kata pertama, kedua dan seterusnya.
  3. Antara kata pertama dengan kata berikutnya pasca pembalikan  diantarai dengan tanda koma.
  4. Nama penulis dalam daftar pustaka diurutkan  secara alphabetis atau menurut kronologis abjad latin.
d.     Tabel
  1. Tabel diawali dengan tulisan tabel berdasarkan nomor urut dengan angka Arab dan diawali dengan huruf kapital dan tidak diakhiri titik.
  2. Tabel tidak boleh dipenggal
  3. Jarak antara lajur 1,5 spasi
e.      Lampiran
1)      Memuat data penelitian  seperti instrumen, dokumen, perhitungan, dan foto.
2)    Lampiran dipakai untuk menempatkan data atau keterangan untuk melengkapi uraian yang telah disajikan pada bagian awal. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar